KH. Thohari, S.Pd.I
Kyai Ahmad Sahal adalah Pendiri Pondok Modern Gontor Ponorogo ,beliau adalah seorang kyai yang sejak awal merintis Gontor Baru ,beliau menyadari bahwa merintis pesantren harus sungguh sungguh dan serius ,dikatakan Gontor Baru sebab sudah berdiri Pondok Gontor Lama.
“yen wanio ing gampang wedi ing pakewuh, sebarang ora kelakon jerbasuki mowo beo” kata pendek berbahasa jawa yang disampaikan kyai sahal ini satu pernyataan tekad yakni kalau berani jangan hal-hal yang mudah, takut bersusah payah, maka segala sesuatu tidak akan terlaksana, segala cita-cita luhur ada harga dan biyaya yang harus dibayarkan, setiap keinginan untuk mencapai tujuan yang baik dibutuhkan kerja keras, kesungguhan,kesabaran yang harus dibayarkan serta tidak ada yang cuma-cuma langit tidak akan menurunkan hujan emas ataupun perak.
Betapa Ponpes Gontor hadir dengan kesungguhan dan kerja keras tidak hadir dengan bin salabin, penuh perjuangan dan kesungguhan, butuh kesabaran yang tidak mengenal lelah, itulah sebetulnya hakekat perjuangan kalau ingin berhasil harus sungguh sungguh dan totalitas,
Hari ini kita lihat Ponpes Gontor dengan sedemikian megah, murid dan alumninya menyebar diberbagai profesi dengan segudang prestasi yang sulit dihitung, maka hasil tidak lepas dengan yang namanya proses, tidak hanya dengan mimpi tanpa kerja keras, itulah logika perjuangan “ man jadda wa jada” siapa yang sungguh sungguh dia akan dapat.
Pondok Pesantren Nurul Wahid yang baru tahap merintis ini pun juga dibangun dengan penuh kesabaran, siapapun yang ada didalamnya dan melanjutkan perjuangan pesantren ini jangan sampai kehilangan arah, apa itu yakni spirit bahwa pondok ini tempat berjuang, tempat untuk beramal dan tempat untuk mencurahkan segala potensi, bukan hanya tempat untuk kerja dan mencari nafkah, serta janga hanya berfikir berapa bulanan yang didapatkan, jika ini orentasi nya maka akan kehilangan ruh dan kehilangan nilai perjuangan itu sendiri
Maka setiap kali pembinaan spirit perjuangan terus digaungkan tanpa mengenal bosan, kenapa ? karena kita ingin menjadikan ini sebagai wadah perjuangan, wadah berkarya untuk menghadir amal yang tulus dalam menjalankan semua kegiatan, karena dengan ketulusan,kesungguhan dan totalitaslah keberkahan dari langit akan Allaah turunkan , tanpa itu sangat mungkin usia pondok tidak akan lama atau kalau berjalan maka akan kehilangan ruh.
Pondok Pesantren Nurul Wahid dirintis berangkatnya bukan dari materi dan gedung yang megah tetapi lahir dari cita-cita dan gagasan serta mimpi untuk menghadirkan prodak santri yang berkarakter, kuat aqidah, benar beribadah, berakhlak mulia yang didasarkan pada qur’an ,sunnah yang akan terjun dimasyarakat dengan penuh dedikasi dan perjungan untuk melanjutkan perjuangan para pewaris kenabian, dari sinilah pondasi pondok ini dirintis.
Maka ketika ada karyawan atau santri baru di pondok ini hakekatnya adalah keluarga yang sejak awal faham dan nyambung akan subtansi perjungan, faham bahwa punya tanggung jawab untuk menjaga, merawat serta ada rasa saling memiliki bukan hanya sekedar ada tanpa keterlibatan hati dan nilai.
Totalitas dalam menjalanakan semua program pondok harus hadir dan on untuk semua keryawan, karena pondok ini bukan milik pengasuh atau mudir saja akan tetapi menjadi satu amal kebersamaan karena pondok ini hakekatnya adalah milik umat .